Mencari Penafsir Mimpi Sehebat Ibnu Sirin
Mencari
Penafsir Mimpi Sehebat Ibnu Sirin
Indira S.Rahmawaty
Saya yakin setiap orang pasti pernah bermimpi. Mimpi ini bahkan
menjadi sebuah fenomena yang terus menarik minat para ilmuwan berbagai bidang
untuk memahaminya: mencari penyebabnya, cara kerjanya, polanya, keadaan otak
manusia yang bermimpi serta berbagai aspek lainnya dan (terutama) tentu saja
apa gerangan tafsir dari mimpi tersebut?
Saya membayangan hari ini mungkin banyak orang yang bermimpi buruk
sebagaimana bermimpi indah J. Bermimpi
buruk karena kehidupan hari ini yang “kaya” dengan berbagai tekanan dan masalah
! Hal ini membuat setiap orang pasti menyimpan banyak kekhawatiran bahkan gangguan
lahir dan batin yang terasa maupun tidak. Namun bisa jadi juga banyak yang
bermimpi indah karena dia ingin berada dalam keadaan yang merupakan kebalikan
dari keadaan yang dia jalani selama ini: ingin berada di negeri kahyangan,
negeri toto tentrem loh jenawi....
Namun satu hal yang pasti berdasarkan pengalaman dan testimoni
beberapa teman: Seseorang akan cenderung bermimpi jika dia memiliki kesalahan, ada
pekerjaan yang belum selesai atau ada kekhawatiran yang terpendam. Begitu
bukan???
Al-Qur’an mengisahkan kepada kita tentang Nabi Yusuf AS yang
memiliki kemampuan menafsirkan mimpi yang luar biasa hingga kemampuannya sampai
pada Raja saat itu. Kita semua tentu tahu bagaimana kisahnya, sebagaimana
diabadikan dalam al Qur’an Surat Yusuf ayat 43-48:
“Raja berkata
(kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi
melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi
betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir
lainnya yang kering."
Hai
orang-orang yang terkemuka: "Terangkanlah kepadaku tentang ta`bir mimpiku
itu jika kamu dapat mena`birkan mimpi." Mereka menjawab: "(Itu)
adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menta`birkan
mimpi itu."
Dan
berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada
Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu
tentang (orang yang pandai) menta`birkan mimpi itu, maka utuslah aku
(kepadanya)."
(Setelah
pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): "Yusuf, hai orang yang
amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang
gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh
bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali
kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.
Yusuf
berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa;
maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk
kamu makan.Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk
menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang
kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur."
Itulah penafsir mimpi dari kalangan Nabi. Namun ada pula penafsir
mimpi bukan dari kalangan Nabi bukan pula dari kalangan shahabat. Adalah Ibnu
Sirin atau nama lengkapnya Muhammad bin Sirin, seorang ulama salaf yang dipuji
Imam Ad Dzahabi sebagai seseorang yang memiliki keajaiban karena kemampuannya
yang akurat dalam menafsirkan mimpi.
Keajaiban yang hanya bisa dimiliki dengan pertolongan Allah karena dekatnya
seseorang dengan Allah swt. Namun jangan bayangkan kemampuannya ini seperti
seorang paranormal alias dukun yang penuh dengan hal mistis dan bertentangan
dengan syariah. Samasekali tidak seperti dukun, peramal atau paranormal !!!.
Kemampuannya adalah bukti keshalehannya, keluasan dan kedalaman ilmunya,
kepeduliannya terhadap umat sekaligus pergaulan sosialnya yang baik di tengah
masyarakat.
Hal ini seperti terlihat dalam beberapa kisah yang saya kutip dari
buku 60 Biografi Ulama Salaf (Hal
132-134). Mari kita simak! J
Ø Kisah 1
Dari Abdullah bin Muslim Al-Marwazi, dia berkata, “ Aku berbincang-bincang
dengan Muhammad bin Sirin, kemudian berbincang-bincang dengan kelompok ibadhiyah, dan tidak beberapa lama aku tidur dan bermimpi
melihat mereka membawa kenazah Rasulullah saw. Kemudian aku menemui Ibnu Sirrin
dan menceritakan mimpi tersebut kepadanya. Dia berkata, “Seharusnya kamu tidak
berbincang-bincang dengan kelompok kaum yang berusaha menguburkan apa yang
telah dibawa Rasulullah saw”
Ø Kisah 2
Dari Mughirah bin Hafs, dia berkata, “Ibnu Sirin pernah ditanya
oleh seseorang, “Aku bermimpi seolah-olah melihat rasi bintang Gemini
mendahului bintang Tsuraya” Ibnu Sirrin menjawab, “Tidak lama lagi Al-Hasan Al-Bashri
akan meninggal dunia sebelum aku, kemudian baru aku. Al Hasan adalah orang yang
lebih banyak ilmunya daripada aku”. Dalam halaman 136 buku ini diterangkan
bahwa Muhammad bin Sirin meninggal dunia selang 100 hari setelah meninggalnya
Al Hasan Al Bashri yaitu tahun 110
Hijriah.
Ø Kisah 3
Dari Abu Qalabah, dia berata, “Sesungguhnya seorang lelaki berkata
kepada Abu Bakar, “Aku bermimpi seolah-olah akau kencing dengan mengeluarkan
darah”. Kemudian Muhammad bin Sirin berkata: “Apakah kamu menjima’ isterimu
dalam keadaan haidh?” Orang itu menjawab, “Ya”. Dia berkata, “Takutlah kepada
Allah dan jangan kamu mengulanginya”
Ø Kisah 4
Dari Abu Ja’far dari Ibnu Sirin, dia berkata, “Sesungguhnya
seorang lelaki telah bermimpi seolah-olah dalam kamarnya terdapat seorang anak
kecil berteriak, kemudian lelaki itu mengisahkannya kepada Ibnu Sirin dan dia
berkata, “Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu memukulinya (anakmu)
dengan batang kayu”
Itulah diantara bukti keistmewaannya dalam menafsirkan mimpi. Rasa
kagum pasti muncul! Dan yang lebih mengagumkan, tidak ada kata-kata kesombongan meluncur
dari lisannya karena ketepatannya dalam menafsirkan mimpi tersebut. Sulit
sepertinya hari ini mencari penafsir mimpi sehebat Ibnu Sirin.
WaLLAHU A’LAM Bishshawab
Bandung, 18 Oktober 2017
# Maafkan hamba Ya RABB,Hamba yg tak pandai bersyukur
# Sayangi hamba Ya RABB, Berikan kebaikan di dunia dan akhirat
Komentar
Posting Komentar