Tahun 2019: Tahun Mengokohkan Dakwah Pemikiran Islam Ideologi di Tengah Umat
Tahun 2019: Tahun Mengokohkan Dakwah
Pemikiran Islam Ideologi di Tengah Umat
Indira
S. Rahmawaty
Pemikiran
sebelum perbuatan. Ilmu qabla ‘Amal.
Demikian diantara rumusan yang sudah cukup masyhur. Berbagai peristiwa di dunia
juga menunjukkan bahwa pemikiran atau Ide besar mendahului berbagai peristiwa
besar tersebut termasuk peristiwa perubahan peta politik dunia. Di dalam kitab Attakattul Al Hizbi karya Syaikh
Taqiyuddin An Nabhani dan juga dalam buku
“Falsafah Kebangkitan: Dari Ide Hingga Metode” karya Ustadz Hafidz Shalih dinyatakan
bahwa: “Setiap perbuatan harus didahului
oleh pemikiran serta dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan
dilakukan dalam suasana keimanan yang kondusif” (2003: 181).
Dalam
konteks perubahan, maka tidak akan ada perubahan tanpa di dahului oleh pemikiran
tentang perubahan itu sendiri. Pemikiran tentang perubahan diawali dengan
kesadaran akan rusak dan merusaknya kehidupan yang di jalani (waqi alfasad) dan idealitas kehidupan pengganti yang
seharusnya diwujudkan (waqi albadil).
Pemikiran tersebut jika memang mengarah pada perubahan yang serius maka pasti
dengan arah tujuan yang spesifik dan dengan road
map langkah perubahan yang jelas. Perubahan juga hanya akan terjadi jika
ada aktor-aktor yang secara kontinyu&konsisten melakukan ikhtiar untuk
terjadinya perubahan tersebut. Hal ini sebagaimana firman Allah swt:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat
yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia” (TQS. Ar Ra’du ayat 11)
Demikianlah
Allah swt pemilik langit dan bumi berfirman melalui ayat sucinya yang terjamin
kebenarannya bahwa perubahan adalah suatu hal yang bisa diupayakan. Proses perubahan
dalam skala masyarakat telah dicontohkan dengan luar biasa oleh Rasulullaah saw¶
shahabatnya. Rasulullah saw telah
melakukan perubahan yang bukan sembarang perubahan, tapi perubahan hakiki.
Perubahan hakiki adalah perubahan mendasar: Perubahan dari masyarakat jahiliyah
menjadi masyarakat Islam.
Sirah
Dakwah Rasululllah saw menunjukkan bahwa metode perubahan masyarakat yang dilakukan
Rasululllah adalah dakwah pemikiran dan dakwah politis. Pertanyaannya pemikiran
tentang apa? Ternyata pemikiran yang dibawa oleh Rasulullaah saw adalah
pemikiran yang konfrontatif dengan pemikiran masyarakat jahiliyah saat itu.
Pemikiran yang dibawa Rasulullah saw adalah pemikiran yang sebaliknya bahkan menyerang
standar dan nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat Mekkah saat itu. Pemikiran
tersebut adalah pemikiran tentang tauhid, pemikiran tentang kebobrokan berbagai
ide dan praktek jahiliyah, pemikiran yang mengkritik “berhala-berhala” yang
selama ini disembah. Inilah dakwah pemikiran yang tentu saja mengguncang masyarakat arab
jahiliyah yang begitu paganis dan penuh dengan praktek keburukan dan kejahatan.
Rasulullah saw menunjukkan sikap tidak berkompromi dengan pemikiran serta hukum
jahiliyah saat itu. Meskipun sikap tersebut berkonsekuensi pada resiko perlawanan
dari para tokoh jahiliyah, perlawanan yang mempertaruhkan segalanya bahkan
nyawa. Inilah dakwah pemikiran yang menantang dan ingin mengganti visi dan
aturan hidup bahkan tradisi jahiliyah yang menjadi mainstream saat itu.
Dan Allah
swt hadirkan kita saat ini, pada sebuah kurun zaman dengan kondisi masyarakat
yang sama rusaknya dengan masyarakat jahiliyah dahulu. Bedanya berbagai macam
kemaksiatan masyarakat saat ini dibalut dengan argumentasi “modern” seperti
kebebasan atau kreativitas. Penyembahannya bukan kepada berhala fisik tapi
berhala bernama demokrasi dan kebebasan. Inilah masyarakat jahiliyah modern,
masyarakat jahiliyah sekuler-kapitalis. Inilah ruang dan waktu yang memberi
peluang kita untuk menjadi aktor-aktor perubahan sebagaimana yang telah
dilakukan Rasulullah saw dan para shahabatnya.
Urgensi
dakwah pemikiran ini tidak bisa disepelekan sebagaimana dijelaskan di awal.
Selain karena dakwah fikriyah ini adalah contoh dari Rasulullah saw juga karena
pada realitasnya dakwah pemikiran ini menjadi awal dari sebuah basis perubahan
bisa terjadi secara hakiki, bukan hanya kulit luarnya saja. Sebagaimana tempat
pelacuran bisa dihancurkan, lokalisasinya bisa ubah menjadi kawasan pesantren
tapi sudah menjadi rahasia umum bahwa tempat pelacuran tersebut hanyalah
berpindah lokasi, praktek pelacurannya pun justru menjadi lebih “kreatif dan
variatif” mengunakan berbagai cara. Kenapa? Karena pemikiran tentang pelacuran
adalah keharaman belumlah menjadi pemikiran yang dipegang teguh dan tidak
diikuti dengan aturan yang tegas. Maka
bangunan fisik bisa anda hancurkan tapi pemikirannya belum. Ibarat istilah satu
hilang dua berbilang, satu diberantas puluhan lain bermunculan. Hal inipun
berlaku pada pemikiran yang baik yaitu pemikiran Islam. Jika ada upaya untuk menghancurkan bangunan Islam
seperti mesjid (seperti yang terjadi di Uighur Cina) maka selama pemikiran
tentang keutamaan mesjid dan ibadah di dalamnya dipegang teguh maka tak akan
berselang lama mesjid-mesjidpun akan berdiri kembali.
Dakwah
pemikiran inilah yang harus kita lakukan saat ini: dakwah pemikiran Islam
ideologis. Islam ideologi ini berbicara tentang Islam sebagai mindset dan Islam
sebagai way of life. Yaitu Islam sebagai aturan main dalam menjalankan
berbagai urusan individu, keluarga, masyarakat hingga bernegara. Siapapun yang
memahami Islam ideologi niscaya memiliki daya dorong untuk menuntut formalisasi
aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Dan selama kehidupan sekuler masih
berlangsung dan pemahaman umat Islam sebagai ideologi belum ada -termasuk
pemahaman tentang kebutuhan institusi politik Islam dan masih bersama dengan
rezim sekuler- maka selama itu pula kesengsaraan dunia ini belum bisa diakhiri.
Selama itu pula perubahan hakiki dari sistem sekuler jahiliyah menjadi sistem
islam kaafah belum bisa terwujud.
Tahun
2018 yang penuh dengan fakta kerusakan dan penderitaan umat serta ditutup
dengan berbagai bencana dan awal tahun 2019pun diawali dengan bencana. Hal ini
sudah selayaknya menguatkan diri kita bahwa masyarakat saat ini adalah
masyarakat yang sakit dan rusak sebagai akibat penerapan ideologi
sekuler-kapitalis. Selanjutnya, hal ini semestinya dilanjutkan dengan langkah untuk
mengambil metode dakwah Rasulullaah yaitu dakwah fikriyah siyasiyah. Inilah
dakwah pemikiran Islam ideologi yaitu dakwah yang menyerukan pada perubahan
ideologi umat dari sekuler menjadi Islam. Dakwah yang mendorong perbincangan
tentang islam ideologi, khilafah, perlawanan terhadap kekufuran dan
pengusungnya menjadi perbincangan yang memenuhi relung pikiran masyarakat
secara umum. Inilah gerakan dakwah yang merupakan gerakan perubahan yang
memerlukan dukungan dari semua pihak yang menginginkan keselamatan dan
keberkahan meliputi seluruh negeri. WaLLAAHU
A’lam BIshshawab
#RisalahAkhirTahun2018
#PerubahanHakikidenganKhilafah
Komentar
Posting Komentar