“Surprise” Berdarah di Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016: Sisi “Mencekam” Dunia Pendidikan



“Surprise” Berdarah di Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016:
Sisi “Mencekam” Dunia Pendidikan
---

Mantan Dekan UMSU Ditemukan Tewas Mengenaskan Dibunuh Mahasiswanya
Senin, 2 Mei 2016 17:16
http://medan.tribunnews.com/2016/05/02/mantan-dekan-umsu-ditemukan-tewas-mengenaskan-dibunuh-mahasiswanya
---

Tragedi berdarah di UMSU begitu mengejutan...Dan seolah2 memberi jalan untuk saya akhirnya mencurahkan isi hati di hari Hardiknas ini....Sampai tulisan ini dibuat belum ada kejelasan tentang sebab oknum mahasiswa semester 6 ini membunuh Dosennya....

Ini adalah curhat bukan tulisan resmi ilmiah....Saya inginnya,  paling tidak tulisan ini menginspirasi atau menstimulus para dosen dan mahasiswa jg siapapun yang membacanya untuk mengamati dan mencari solusi atas kondisi pendidikan di negeri ini...Tulisan ini bukan untuk membahas kasus pembunuhan dosen tersebut tapi menuangkan saja apa yang ada di pikiran saya....

Saya jadi teringat....
Peristiwa pembunuhan di lokasi pendidikan sebenarnya beberapa kali terjadi bahkan berulang terjadi di Negeri Eropa dan Amerika.... Satu sisi yang mudah sekali terlupakan dan hilang dalam ingatan... dan yang tersimpan dlm memori adalah “kemegahan” dari pendidikan disana....Padahal disana pernah terjadi peristiwa dimana seorang mahasiswa bahkan siswa yang bukan hanya membunuh 1 orang tapi sampai puluhan orang. Kelabilan emosi menjadi satu hal yang nampak jelas dialami oleh sang pelaku. Entah petimbangan dan tekad seperti apa yang ada dalam diri sang Pelajar serta Mahasiswa pelaku pembunuhan tersebut...Yang pasti saya melihat; ketahanan spritualitas dan emosionalnya begitu rapuh....

Dan Menurut saya...
Dalam kasus pembunuhan tersebut....
Mahasiswa yang melakukan pembunuhan itu hanya oknum...
Dan selanjutnya....
Yang jadi ayam kampus juga mungkin oknum...Yang jadi germonya juga mungkin oknum....yang jadi pengedar dan pecandu narkoba juga mungkin oknum.....yang teriak Anjinghu Akbar juga mungkin oknum....Mahasiswa.yang menjadi pelaku dan pengusung LGBT juga mungkin oknum... ....Yang ketahuan berbuat mesum di kostannya juga mungkin oknum...Yang menghabiskan waktu nonton film korea percintaan nan romantis juga mungkin oknum...Mahasiswa muslim yang ketahuan ngga jum’atan ataupun ngga shalat wajib 5 waktu juga mungkin oknum...Mahasiswi yang ketahuan mengaborsi atau membuang bayi juga mungkin oknum...Mahasiswa yang berbicara kasar tak jauh beda dengan preman jalanan yang seringkali mabuk mungkin juga oknum...Dosen yang kasar kepada mahasiswanya mungkin adalah oknum...Dosen yang melecehkan mahasiswanya juga oknum...Dosen yang bisa disogok juga mungkin oknum...Dosen yang tidak sungguh2 membimbing mahasiswanya juga oknum...Dosen yang tenggelam dalam proyek penelitian dan tak bisa diajak berdakwah juga mungkin oknum...Dosen yang mengajarkan mahasiswanya tidak jujur juga mungkin oknum...Pejabat kampus yang korupsi juga mungkin oknum....

Ahhhh...Tapi semua itu seringkali berulang dan kalau semua itu dikumpulkan.....Bukankah menjadi gambaran permasalahan pendidikan tinggi kita??? Menurut saya, ini ada sisi mencekam yang terjadi di dunia pendidikan kita. Dan kalau mau jujur... dari sejumlah kalimat2 di atas ada yang oknum dan ada jg yang mungkin kebanyakan....Tanpa menafikan, para dosen dan mhsw yang berkualitas dan berakhlaq mulia serta sejumah prestasi atau mungkin banyak prestasi tak terekspose dari dunia pendidikan .....Namun, jadinya apakah layak disalahkan jika berfikir pendidikan kita ini menjauh dari tujuan mencetak manusia yang beriman dan bertakwa? Pendidikan kita tak mampu menjadikan manusia yang berbudi luhur??? Pendidikan kita jadi lahan bisnis dan pencetak tenaga kerja dan bukan lahan pencetak manusia2 berkepribadian mulia? Pendidikan kita menjadikan kerja, karier, gaji sebagai standar keberhasilan?? Bukan lagi lulusan yang cerdas dan berkpribadian mulia sbg standar keberhasilan? Idealnya pendidikan tinggi memang melahirkan ahli2 sesuai bidangnya yang akan memajukan negeri...mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat...memberikan solusi2 praktis dan sistemis....siap memimpin dalam berbagai kondisi....dan tentu  bukan dikondisikan untuk mensejahterakan segelintir kapitalis sambil mengambil resiko membuat rakyat menderita ...

Namun, yang mendasar ...Lantas apakah jadi disebut tak cerdas jika tak terserap dunia kerja dan memilih jadi ibu rumah tangga? Apakah jadi dianggap tak berhasil jika hanya jadi guru di PAUD dan madrasah di sekitar rumahnya? Apakah jadi dianggap tak sukses jika memilih berdakwah saja? ...Standar keberhasilan, kesuksesan, kemajuan tampaknya masih koma dan masih berorientasi materi...Namun kadung terbentuk mnjd opini umum sptnya: Buat apa kuliah kalau cuma jadi IRT???  Tantangan besar untuk mengganti opini tersebut...
Meskipun dalam Islam tak ada larangan perempuan untuk bekerja mendedikasikan ilmunya, tapi itu adalah pilihan bukan keterpaksaan serta tidak mengabaikan peran utamanya sebagai ibu pendidik generasi cemerlang...

Saya justru ada di satu titik yang menilai: Mahasiswa yang berbudi luhur...yang berakhlaqul karimah...Yang cinta ilmu...rajin ibadah...yang menghargai waktu ...yang bekerja keras...yang mau membicarakan ide besar...yang mau membicarakan masalah bangsa yang pelik... Justru hari ini adalah “oknum”   dalam artian mereka adalah yang sedikit...mereka adalah the few not the many...Mereka adalah the few good student....Mereka adalah harapan untuk memperbaiki negeri ini...Merekalah yang akan bersuara mengingatkan penguasa akan rusak dan merusaknya sistem sekuler-kapitalis-materialis....Merekalah yang akan mengajak teman2nya juga masyarakat untuk melihat secara jernih akar permasalahan negeri dan juga pendidikan saat ini....Bahwa mencari lmu bukan untuk harta dan kepuasan intelektual semata, tapi mencari ilmu untuk memberi  manfaat dengan menyelamatkan masyarakat dari kerusakan dan untuk kemajuan masyarakat....Merekalah yang menjadi harapan yang akan mengusung alhaqq...menjadi pelopor perubahan dari masyarakat jahiliyyah modern ini menuju masyarakat Islam yang mulia....Ayo mahasiswa-mahasiswi, taatlah dan perjuangkan aturan yang datang dari Pemilik Segala KeMahaan...Allah SWT.

Wallohu A’lam Bisshshawab
Curhat yang berharap jadi  manfaat...
Bandung, 02 Mei  2016
Indira S. Rahmawaty

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unreplaceable and Unrepeatable

Tafsir Surat An-Nuur ayat 27-29: Sebuah Panduan Pergaulan yang Melindungi Kehormatan

“DAN BERSABARLAH DAN KOKOHKANLAH KESABARANMU…”